Rabu, 18 Januari 2012

teori jilat pantata

Semua Organisasi itu Adalah Produk Politik.

Ada sebuah teori yang patutu di perhatikan oleh setiap pemimpin organisasi. Teori ini jarang kedengaran karena ia tidak populer di dalam lingkungan tembok lembaga pendidikan formal.

Teori tersebut mengibaratkan organisasi sebagai sebuah pohon yang di sepanjang batangnya terdapat puluhan monyet berlomba-lomba mendaki ke pucuk tertinggi. Di ruas batang pohon yang paling bawah ada seekor monyet yang menjilat pantat monyet di atasnya. Monyet yang berada di ruas batang kedua, yang pantatnya dijilati oleh monyet yang pertama tadi, menjilati pantat monyet di ruas yang ketiga

Dan demikian seterusnya, monyet yang berada di ruas batang yang lebih bawah selalu selau menjilat pantat monyet yang di atasnya sambil terus mempertahankan pegangannya pada ruas batang tempatnya bergelantung.

Sementara itu, di pucuk pohon yang paling tinggi bertengger seekor monyet yang lain. Monyet ini tidak harus menjilat pantat monyet di atasnya Ia cukup menikmati jilatan monyet di bawahnya saja, karena di atas palanya cuman ada langit terbentang, dan yang empunya langit itu bukanlah monyet tapi Tuhan. dan Yahwe itu tidak perlu jilatan.

Namum demikian, sebenarnya ia harus selau waspada karena begitu ia lengah dan terlena, ia bisa kehilangan pegangan dan jatuh ketanah. Dan posisinya akan digantikan oleh monyet di bawahnya yang selalu siap bergerak cepat menggantikan posisinya.

Bangsa ini sangatlah beruntung karena di masa lampau kita di wariskan akan suatu catatan sejarah yang dapat jadi bahan pembelajaran semua pemimpin organisasi. Dimana kala itu bangsa ini di kendalikan oleh monyet-monyet berkaos kuning berlambangkan pohon sakti, tempat para sepiritualis memohon ilmu kesaktian.

Selama 32 tahun lamanya mereka memonopoli rakyat takberdosa demi jabatan dan posisinya tetap aman, membatasi seseorang beropini atau bahkan membatasi seseorang dalam berorganisasi. Membodohi publik secara sistemik, yang mengakibatkan kita mengalami krisis multidemensi. Namun perjalanan bersejarah monyet-monyet itu tadi tidaklah bertahan abadi, karena budaya keorganisasiannya memakai teori jilat pantat, yang di atas sudah saya jabarkan.

Agar sejarah kelam tadi tak terulang kembali dalam setiap bentuk organisasi apapun yang berorientasi kebersamaan. Sebaiknya setiap pemimpin dapat dengan bijak belajar dari kesalahan masalalu dan dekat dengan anggota. Bijak dalam mengelolah konflik dan perbedaan, menghargai pendapat orang lain, mengenali karakter para anggota yang berbeda-beda. Ia pun harus dapat dengan jeli menyelesaikan masalah sebelum berkembang. Meninggalkan budaya otoriter dan kaku pada bawahan....


Patrick Juang Rebong... media independen mahasiswa GAMA VOICE

Introduce

want to indtroduce, there are GAMA VOICE is Media Independen Nasional Indonesia